Gapura Karaghills Nguri-uri Budaya Wayang

gunungan wayang
admin Avatar

TIMBANG, PURBALINGGA (9/10/2024) Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman budaya serta memiliki ratusan pulau dimana setiap pulau nya memiliki budaya nya sendiri. Namun, seiring berjalan nya waktu serta berkembang nya globalisasi menyebabkan mulai luntur nya kebudayaan tradisional yang dimiliki masyarakat kita. Budaya sendiri adalah warisan dari leluhur kita yang sangat berharga serta tak ternilai harganya. Oleh karena itu keanekaragaman bangsa ini sudah seharusnya kita jaga serta kita lestarikan, karena semakin berkembang nya kehidupan masyarakat modern semakin mulai hilang juga kebudayaan tradisional kita. Hal ini menyebabkan terancamnya budaya asli Indonesia.

Desa Timbang sebagai desa Wisata selain memiliki tujuan untuk meningkatken ekonomi warga juga memiliki tujuan sebagai alat untuk nguri-uri budaya, karena tempat wisata merupakan tempat berkumpulnya orang banyak sehingga menjadi tempat yang vital untuk mengkampanyekan atau menyebarkan kembali nilai-nilai budaya Indonesia. Salah satu cara desa Timbang dalam mempertahankan budaya Indonesia khususnya budaya jawa adalah dengan membangun gapura wayang pada lokasi wisata Karaghills. Gunungan wayang merupakan simbol pewayangan yang memiliki makna filosofi sangat dalam.

Gunungan yang digunakan dalam wayang kulit memiliki bentuk khas, yaitu lancip ke atas. Hal ini melambangkan kehidupan manusia, yaitu semakin tinggi ilmu dan tua usia, manusia harus semakin mengerucut (golong gilig) manunggaling jiwa, rasa, cipta, karsa, dan karya dalam kehidupan. Orang tersebut semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Gapura dengan dua penjaga pada gunungan wayang kulit (Cingkoro Bolo dan Bolo Upoto). Hal tersebut melambangkan hati manusia—baik dan buruk. Gada dan tameng yang dipegang oleh kedua raksasa juga memiliki makna tersendiri, yaitu melambangkan penjaga alam dan terang.

Rumah joglo (gapuran) menjadi lambang suatu rumah atau negara yang berisi kehidupan aman, tenteram, dan bahagia. Di atasnya terdapat gambar harimau dan banteng yang saling berhadapan.

Benteng tersebut memiliki makna manusia harus kuat, ulet, tangguh, dan lincah. Harimau di alam liar melambangkan raja hutan. Namun, harimau pada gunungan wayang memiliki makna manusia harus jadi pemimpin bagi dirinya sendiri (punya jati diri), bijaksana dalam bertindak, dan mengendalikan nafsu serta hati nurani agar menjadi manusia yang lebih baik. Pada akhirnya, manusia tersebut bisa bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.

Sementara, gambar kera pada gunungan wayang memiliki makna manusia harus punya sifat yang mampu memilih serta memilah sesuatu yang baik dan buruk, manis dan pahit. Itu terkait dengan sifat kera yang bisa memilih buah yang baik, matang, dan manis.

Pohon besar di gunungan yang menjulang ke atas dan menjalar ke seluruh badan gunungan mengandung makna segala budi-daya dan perilaku manusia harus tumbuh dan bergerak maju (dinamis) sehingga memberikan manfaat dan warna kepada dunia serta alam semesta. Pohon tersebut juga memiliki makna Tuhan mengayomi dan melindungi manusia yang hidup di dunia.

Burung yang ada di dalam gunungan wayang memiliki makna manusia harus membuat dunia dan alam semesta menjadi tempat yang indah, baik dalam hal spiritual maupun material.

Itulah filosofi gunungan wayang kulit. Berbagai hal dituangkan dalam sebuah benda berupa gunungan berkaitan dengan kehidupan manusia dan hubungannya dengan segala hal di dunia dan alam semesta.

admin Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pesona Karag Hills

1K Followers

Desa wisata paling indah di ujung Timur Purbalingga

– Caffe & Resto dengan view mempesona
– Gokart Electric for Kids
– Indoor Playground

Categories